BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Pembangunan
nasional yang bertujuan untuk menyejahterakan masyarakat secara keseluruhan
harus disertai dengan pembangunan yang merata dalam segala bidang serta
menyeluruh kepada semua golongan masyarakat. Konsep pembangunan yang diterapkan
mulai tahun 1970-an adalah pembangunan yangbersifat growth pole. Menurut
Rustiadi dan Hadi (2006), konsep
pertumbuhan growth pole yang diperkirakan akan terjadi penetesan (tricle
down effect) dari kutub pusat pertumbuhan ke wilayah hinterland-nya,
ternyata neteffect-nya menimbulkan pengurasan besar (masive backwash
effect) atau telah terjadi transfer
neto sumberdaya dari wilayah perdesaan ke kawasan perkotaan secara besar
besaran.
Ketimpangan
pembangunan antara wilayah perdesaan sebagai produsen pertanian dengan kota
sebagai pusat kegiatan dan pertumbuhan ekonomi mendorong aliran sumberdaya dari
wilayah perdesaan ke kawasan perkotaan secara tidak seimbang. Hal ini
menyebabkan kondisi yang saling memperlemah antara perdesaan dan perkotaan.
Wilayah perdesaan dengan kegiatan utama sector pertanian mengalami penurunan
produktivitas, sedangkan wilayah perkotaan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi
menerima beban berlebih sehingga memunculkan ketidaknyamanan seperti konflik,
kriminal, penyakit dan memburuknya sanitasi lingkungan.
Pengembangan
Kawasan Agropolitan merupakan penguatan sentra-sentra produk pertanian yang
berbasiskan pada kekuatan internal sehingga perdesaan menjadi kawasan yang memiliki
pertumbuhan ekonomi dan daya kompetensi, baik secara interregional maupun
intraregional. Oleh karena itu, keberhasilan pembangunan Kawasan Agropolitan
membutuhkan komitmen dan tanggung jawab dari segenap aparatur pemerintah,
swasta, maupun masyarakat. Dengan demikian, pembangunan kawasan ini dapat
berlangsung secara terintegrasi, terarah, efektif, dan efisien sehingga
tercipta keterpaduanBdengan pembangunan sektor lainnya dan pembangunan yang
berwawasan lingkungan.
Berkembangnya
kota sebagai pusat-pusat pertumbuhan ternyata tidak
memberikan efek
penetesan ke bawah (trickle down effect) tetapi justru menimbulkan efek
pengurasan sumberdaya dari wilayah sekitarnya (backwash effect). Urban
bisa terjadi akibat kecenderungan pembangunan yang mendahulukan pertumbuhan
ekonomi melalui kutub-kutub pertumbuhan (growth poles) yang semula
meramalkan bakal terjadinyapenetesan (trickle down effect) dari
kutub-pusat pertumbuhan ke wilayah hinterland-nya,
ternyata net-effect-nya malah menimbulkan pengurasan
besar (masive
backwash effect). Dengan perkataan lain dalam ekonomi telah
terjadi transfer
neto sumberdaya dari wilayah perdesaan ke kawasan perkotaan secara
besar-besaran (Departemen Pertanian, 2004).
Secara
harafiah. istilah Agropolitan berasal dari kata Agro yang berarti ‘pertanian’
dan Polis/Politan yang berarti ‘kota’. Dalam buku Pedoman Umum Pengembangan
Kawasan Agroplitan & Pedoman Program Rintisan Pengembangan Kawasan
Agropolitan yang diterbitkan oleh Kementerian Pertanian, Agropolitan
didefinisikan sebagai kota pertanian yang tumbuh dan berkembang karena
berjalannya sistem dan usaha agribisnis sehingga mampu melayani, mendorong,
menarik, serta menghela kegiatan pembangunan pertanian (agribisnis) di wilayah
sekitarnya. Buku
tersebut juga mendefinisikan Kawasan Agropolitan sebagai sistem fungsional desa-desa
yang ditunjukkan dari adanya hirarki keruangan desa yang ditandai dengan
keberadaanpusat agropolitan dan desa-desa di sekitarnya sehingga terbentuklah
Kawasan Agropolitan.
Kawasan agropolitan menurut Rustiadi dan Pranoto (2007) merupakan kawasan
perdesaan yang secara fungsional merupakan kawasan dengan kegiatan utama adalah
sektor pertanian. Departemen Pertanian (2002), kawasan agropolitan adalah
kawasan agribisnis yang memiliki fasilitas perkotaan. Kawasan agropolitan terdiri
dari kota pertanian dan desa-desa sentra produksi pertanian yang ada di sekitarnya,
dengan batasan yang tidak ditentukan oleh batasan administrasi pemerintahan,
tetapi lebih ditentukan dengan memperhatikan skala ekonomi yang ada.
Berdasarkan www.baritokuala.go.id (2003), kawasan agropolitan adalah kawasan terpilih dari
kawasan agribisnis atau sentra produksi pertanian terpilih dimana pada kawasan
tersebut terdapat kota pertanian (agropolis) yang merupakan pusat pelayanan
agribisnis yang melayani, mendorong dan memacu pembangunan pertanian kawasan
dan wilayah-wilayah sekitarnya.
Kabupaten
Magelang merupakan salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Tengah.
Kabupaten tersebut terletak pada posisi strategis, potensial dan menguntungkan
karena terletak pada jalur persimpangan dari berbagai arah, yaitu terletak pada
jalur yang strategis antara Yogyakarta dan Semarang. Topografinya berupa
dataran tinggi sehingga cocok untuk pertanian dan perkebunan. Sesuai dengan
kondisi Kabupaten Magelang yang merupakan wilayah agraris, maka pertumbuhan
ekonomi Magelang sangat dipengaruhi oleh sektor pertanian.
Berdasarkan
pada kondisi geografi, aktivitas penduduk dan lingkungan,Kabupaten Magelang
menetapkan sektor pertanian, sektor industri berbasis pertanian dan sektor
pariwisata sebagai tiga sektor unggulan yang disinergikan. Sinergi ketiga
sektor tersebut melahirkan kegiatan ekonomi berbasis pertanian menuju agribisnis
yang maju, agrowisata yang menarik dan industri yang melibatkan banyak pelaku.
Kolaborasi ketiga sektor tersebut mengilhami gerakan pengembangan kawasan
agropolitan di Kabupaten Magelang.
Penerapan
agropolitan di Kabupaten Magelang mulai dilaksanakan tahun
2003.
Pelaksanaan konsep agropolitan di Kabupaten Magelang dibagi kedalam
empat fase. Fase
pertama yaitu kawasan agropolitan Merapi-Merbabu tahun 2003-
2023, fase kedua
adalah kawasan agropolitan Borobudur tahun 2008-2028, fase
ketiga kawasan
agropolitan Sumbing tahun 2011-2031 dan fase keempat merupakan gabungan semua
kawasan yang dimulai tahun 2014.Tujuan pelaksanaan agropolitan di Kabupaten
Magelang seperti yangdisebutkan di masterplan agropolitan Kabupaten
Magelang adalah untuk2014.meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat
melalui percepatan pengembangan wilayah; mendorong berkembangnya sistem dan
usaha agribisnis yang berdaya saing, berbasis kerakyatan, berkelanjutan dan
terdesentralisasi; dan peningkatan kemandirian kawasan sehingga tidak
bergantung pada wilayah pusat pertumbuhan. Peningkatan kemandirian kawasan
dapat diwujudkan dengan peningkatan jumlah fasilitas publik sehingga masyarakat
dapat memanfaatkan fasilitas-fasilitas tersebut secara optimal sehingga
mengurangi ketergantungannya dengan wilayah pusat pertumbuhan.
1.2
Rumusan masalah
Untuk
mengkaji kawasn agropolitan yang ada di jawa tengah khususnya di kabupaten
magelang ,penulis mengambil rumusan masalalah sebagai berikut:
1. Apa Kelebihan dan kekurangan agropolitan di
kabupaten magelang?
2.
Bagaimana kondisi sosial budaya dan
ekonominya di kabupaten magelang?
3.
Peta agropolitan di kabupaten magelang,?
1.3 Tujuan dan Manfaat
Adapun
tujuan disusunya makalah ini sebagai berikut:
1. Untuk
mengetahui kondisi sosial budaya dan ekonominya di kabupaten magelang;
2. Untuk
mengetahui kelebihan dan kekurangan agropolitan di kabupaten magelang;
3.
Untuk mengetahui lokasi atau tempat
agropolitan di kabupaten magelang.
Adapun
manfaat disusunya makalah ini adalah Agar meningkatkan pengetahuan tentang
agropolitan di kabupaten magelang khusunya di wilyah agro Merapi-Merbau.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kelebihan
dan Kekurangan Agropolitan di kabupaten
magelang(agro Merapi-Merbau).
Menurut Kepala Bidang Usahatani Dinas
Pertanian Kabupaten Magelang (Soekam, Desember 2007), selama tiga tahun
berjalan, gerakan pengembangan kawasan agropolitan Merapi-Merbabu telah
menunjukkan kinerja yang baik. Namun, hal tersebut hanyalah tahap inisiasi dari
sebuah wujud berjalannya system agribisnis. Untuk mewujudkan masyarakat tani
kawasan yang benar-benar mampu melakukan agribisnis, dalam kawasan yang
agropolis dibutuhkan waktu sekitar 15tahun, oleh karena itu gerakan agropolitan
harus diteruskan.
Pada kawasan agropolitan
Merapi-Merbabu yang ada di kabupaten
magelang,jawa tengah telah memiliki kelebihan atau menyebabkan yaitu sebagai berikut:
a) Kegiatan agribisnis (pertanian) merupakan kegiatan perekonomian
utamanya, kegiatan ini mencakup industri pengolahan hasil Jalan pertanian,
perdagangan dan kegiatan ekspor hasil pertanian, perdagangan agribisnis hulu
berupa sarana pertanian dan permodalan, agrowisata, serta jasa pelayanan.
b) Dengan agribisnis sebagai kegiatan utamanya,maka pendapatan
sebagian besar masyarakatnya pun diperoleh dari kegiatan agribisnis.
c) Tercipta hubungan timbal balik (interdependensi) yang harmonis dan
saling Membutuhkan antara kota dan desa-desa di Kawasan Agropolitan. Dalam
Kawasan Agropolitan dikembangkan usaha budidaya(on farm) dan industri
olahan skala rumah tangga (off farm). Sementara, kota menyediakan beragam fasilitas yang mendukung perkembangan
usaha budidaya dan agribisnis.
d) Ketersediaan infrastruktur berupa prasarana dan sarana yang
memadai di Kawasan Agropolitan telah menciptakan kehidupan masyarakat layaknya
di
kawasan perkotaan.
Kegiatan industri di kawasan
agropolitan terfokus pada kegiatan agroindustri makanan dengan bahan dasar
produk-produk pertanian. Diantaranya adalah terdapat suatu sentra industri
pengolah hasil pertanian yaitu industry slondok yang terdapat di Dusun Purwogondo Desa
Sumur Arum Kecamatan Grabak dengan produksi 4 500 ton per tahun. Jangkauan
pasar dari komoditas ini sudah mencapai beberapa daerah di Pulau Jawa. Selain
itu, terdapat juga agroindustri pembuatan abon di Kecamatan Tegalrejo,
Kecamatan Sawangan dan Kecamatan Ngablak. Masih banyak lagi potensi
agroindustri di kawasan agropolitan Kabupaten Magelang
Pengembangan
agropolitan muncul dari permasalahan adanya ketimpangan pembangunan wilayah
antara perdesaan sebagai pusat kegiatan pertanian yang tertinggal dengan kota
sebagai pusat kegiatan ekonomi.Ketidakseimbangan proses interaksi antara
perdesaan dengan kota menyebabkan keadaan yang saling memperlemah antara kedua
wilayah tersebut. Wilayah perdesaan dengan kegiatan utama sektor pertanian
mengalami permasalahan produktivitas yang stagnan, rendah dan nilai tukar
produk menurun akibat beberapa permasalahan, disisi lain wilayah perkotaan
sebagai tujuan pasar dan pusat pertumbuhan menerima beban berlebih (over
urbanization) sehingga memunculkan ketidaknyamanan akibat
permasalahan-permasalahan sosial (konflik, kriminal, dan penyakit) dan
lingkungan (pencemaran dan buruknya sanitasi lingkungan permukiman).
Dan juga kawasan agropolitan Merapi-merbau
menyebabkan adannya obyek wisata pada Kawasan agropolitan Kabupaten Magelang.
Obyek wisata alam di kawasan agropolitanMerapi-Merbabu seperti Gardu Pandang
dan air terjun Kedung Kayang di Kecamatan Sawangan, pos pengamatan Babadan di
Kecamatan Dukun, Air terjun Seloprojo di Kecamatan Ngablak, pemandian air
hangat Candi Umbul di
Kecamatan
Grabak, wisata taman sayur dan buah di Kecamatan Sawangan, Kecamatan Ngablak
dan sebagainya. Sektor agrowisata tersebut memberikan
trickle down
effect kepada masyarakat sekitar. Trickle down effect-nya
adalah
memberikan
tambahan penghasilan karena daerah sekitar obyek wisata menjadi
ramai dan sarana
transportasi utama menjadi lancar. Hasil pertanian seperti
stroberi,
buncis, tomat dan wortel dijadikan oleh-oleh khas bagi para wisatawan yang
berkunjung.
Kekurangan
dari agropolitan di Merapi-Merbau yaitu Munculnya masalahan antara wilayah
perdesaan dengan perkotaan tersebut pada intinya adalah tingginya tekanan
pertumbuhan penduduk yang mengakibatkan berkurangnya pendapatan tenaga kerja
relatif terhadap modal dan lahan. Dua sektor yang dianggap mampu menampung
perluasan lapangan kerja tersebut adalah sektor pertanian dan industri-industri
kecil dan menengah serta pengelolaan sektor jasa lingkungan di wilayah
perdesaan. Wilayah perdesaan masih mempunyai banyak potensi yang perlu
dikembangkan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan pembangunan tersebut.
Kekurangan
dari kawasan agropolitan yaitu
1.
Rusaknya lingkungan sekitar akibat
adanya pembuangan-pembuangan limbah industry yang tidak diolah dengan baik
2.
Tergangunya aktivitas masyarakat sekitar
akibat dari pabrik industry karena pembuangan limbah yag tidak diolah dengan
baik.
3.
Pelaksanaan agropolitan di Kawasan
Merapi-Merbabu masih banyak menemui kendala terutama yang berkaitan dengan
pengadaan modal, pengadaan teknologi dan sumberdaya pelaku atau petani yang
kurang berkembang.
2.2 Kondisi Ekonomi dan Sosial budayanya di
Kabupaten Magelang khusunya di sekitar Agro Merapi-Merbau.
Jumlah
penduduk yang tinggal di kawasan agropolitan Merapi-Merbabu
pada tahun 2006
adalah sebesar 374 689 jiwa atau 31.75 persen dari seluruh penduduk yang ada di
Kabupaten Magelang. Mata pencaharian penduduk di
kawasan
agropolitan sangat bervariasi meliputi pertanian, pertambangan,
industri,listrik, gas dan air bersih, konstruksi, perdagangan, komunikasi,
keuangan, jasa dan lainnya. Sebagian besar penduduk pada kawasan agropolitan
Merapi-Merbabu bergerak di sektor pertanian. Kegiatan pertanian ini dibagi atas
dua pertanian utama yaitu kegiatan pertanian tanaman pangan dan kegiatan peternakan.
Sebelum gerakan pengembangan kawasan
agropolitan di kawasan
agropolitan
Merapi-Merbabu, pendapatan masyarakat tani masih tergolong
rendah.
Rendahnya pendapatan masyarakat tani disebabkan oleh lahan yang sempit per
kelompok tani, sumberdaya manusia petani yang masih rendah dan usaha tani yang
masih individual. Organisasi petani masih bersifat sosial sehingga belum mampu
berhadapan dengan pelaku usaha lain, terutama pasar.
Di kawasan agro Merapi-Merbau hamper
seluruh aktivitas ekonomi masyarakat berkaitan dengan sector pertanian.selain
potensi lahan dan peluang,budaya masyarakat yang telah mendarah daging juga
ikut mempngaruhi yaitu bertani.alasanya karna usaha lain diluar pertanian
kurang berkembang karena masyarakat tidak memiliki kemampuan untuk melaksanakan.Sosial
budaya masyarakatya di sekitar merapi-merbau yaitu bertani,betrnak dan
lain-lain
2.3 Lokasi daerah Merapi-Merbau
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Kawasan
agro Merapi-merbau menyebebabkan pendapatan masyarakat di sekitar kawasan
agropolitan merapi-merbau menjadi meningkat karena yaitu
sebagai berikut:
a.
Kegiatan agribisnis
(pertanian) merupakan kegiatan perekonomian utamanya, kegiatan ini mencakup
industri pengolahan hasil Jalan pertanian, perdagangan dan kegiatan ekspor
hasil pertanian, perdagangan agribisnis hulu berupa sarana pertanian dan
permodalan, agrowisata, serta jasa pelayanan.
b.
Tercipta hubungan timbal
balik (interdependensi) yang harmonis dan saling Membutuhkan antara kota dan
desa-desa di Kawasan Agropolitan. Dalam Kawasan Agropolitan dikembangkan usaha
budidaya(on farm) dan industri olahan skala rumah tangga (off farm).
c.
Ketersediaan infrastruktur
berupa prasarana dan sarana yang memadai di Kawasan Agropolitan telah
menciptakan kehidupan masyarakat layaknya di
kawasan perkotaan.
3.2
Saran
Sebaiknya
para petani lebih meningkatkan kerajasamanya dengan pemerintah agar menciptkan atau meningkatkan
hasil-hasil panennya untuk dijual bukan hanya di pasar nasional tetapi
pasar-pasar internasional.
kak,mau tanya, boleh saya tahu dimana letak pastinya kawasan agropolitan merapi-merbabu, maksud saya, masuk di kecamatan apa saja? terima kasih.
BalasHapusSaya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.
BalasHapusNama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.
Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.
Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.
Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut
Mysore Casino - The Home of Quality Gaming | Jtmhub
BalasHapusMysore casino is one 서울특별 출장샵 of the most popular gaming destinations in the country 대구광역 출장안마 and is home 양산 출장샵 to many great entertainment venues. Play games such 하남 출장마사지 as 충청남도 출장안마 Blackjack,